Teknoiot - Kolonel Purn Sugeng Waras ditusuk orang tak dikenal. Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo turun tangan.
Dari informasi yang didapat, Kolonel Purn Sugeng Waras sangat kritis terhadap kebijakan Pemerintah Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Maruf Amin.
Mulanya, Kolonel Purn Sugeng Waras bertemu dengan kerabatnya di Alam Wisata Cimahi pada Kamis (29/12/2022) pukul 14.15 WIB. Setelah itu ia meninggalkan lokasi.
Tiba-tiba orang tak dikenal memecahkan kaca belakang mobil Honda Jazz silver yang dikendarai Kolonel Purn Sugeng Waras tepat di depan pintu gerbang Perumahan Gardenia.
Sang kolonel kemudian berhenti dan turun dari mobilnya. Sejurus kemudian, orang tak dikenal itu menusukkan senjata tajam ke kedua kaki korban.
Setelah itu pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motor.
Tak lama, melintas seorang warga di lokasi dan melihat Kolonel Purn Sugeng Waras tersungkur berlumuran darah.
Saksi bernama Aditya Ramdani lalu menolong dengan membawa Kolonel Purn Sugeng Waras ke Rumah Sakit Cibabat, Kota Cimahi, untuk mendapatkan pertolongan medis.
Hasil pemeriksaan tim medis, korban mengalami luka tusuk di kaki kanan dan dua luka tusuk di kaki kiri.
Doni Monardo Telepon Kapolda Jabar
Ketua Umum PPAD, Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo, merespon apa yang menimpa Kolonel Purn Sugeng Waras.
Mantan Kepala BNPB itu mengecam pelaku penusukan terhadap Kolonel Purn Sugeng Waras.
Doni Monardo sudah meminta aparat kepolisian mengusut tuntas serangan terhadap korban.
Mengetahui kejadian ini, mantan Danjen Kopassus itu langsung menghubungi Kapolda Jawa Barat Irjen Suntana.
“Semoga kasusnya segera terungkap,” ujar Doni Monardo dalam keterangannya yang diterima Tribunnews.com pada Jumat (30/12/2022).
Kapolda Jabar Irjen Suntana langsung memerintahkan anak buahnya menyelidiki kasus penusukan terhadap Kolonel Purn Sugeng Waras dan menangkap pelakunya.
Tim Polda Jabar saat ini sedang memeriksa seluruh CCTV di sekitar lokasi penusukan.
"Terhadap korban, kami belum bisa mengambil keterangan, karena beliau kondisinya masih dalam perawatan,” ujar Kapolda Jabar Irjen Suntana.
Ia memastikan Polda Jabar fokus mengungkap kasus tersebut, di bawah kendali Direktur Kriminal Umum Polda Jabar.
Menurut Kapolda Jabar, dalam waktu dekat timnya segera menangkap pelaku dan mengungkap motifnya.
Selain itu, Doni Monardo sudah meminta Sekjen PPAD Mayjen Purn Komaruddin Simanjuntak berkoordinasi dengan Polda Jabar melalui Unit Samapta Polres Cimahi.
Kabar terbaru, Kolonel Purn Sugeng Waras sudah dipindahkan dari Rumah Sakit Cibabat ke Rumah Sakit Dustira Cimahi milik TNI AD.
Kondisi Kolonel Purn Sugeng Waras diinformasikan sudah membaik.
Kritis Terhadap Pemerintah
Kolonel Purn TNI AD Sugeng Waras adalah tokoh yang kritis. Ia pernah mengkritisi penangkapan tokoh dan aktivis KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) pada 2020 silam.
Penangkapan sejumlah aktivis KAMI itu setelah menolak omnibus law UU Cipta Kerja.
Ia menilai mereka seolah-olah pelaku teror, karena tanpa adanya pemberitahuan atau tanpa mengeepankan asas praduga tak bersalah.
“Tokoh-tokoh KAMI tersebut bukanlah terorisme yang harus dieksekusi atau ditangkap langsung, sebaiknya diberikan surat pemanggilan dan pemberitahuan terlebih dahulu," ucap Kolonel Purn Sugeng Waras saat itu.
Sang kolonel mendesak Polri perlu intropeksi diri dalam melaksanakan penegakan hukum.
Menurut Kolonel Purn Sugeng Waras, KAMI adalah organisasi pergerakan moral dari beberapa tokoh dan bukan suatu partai politik yang memiliki tujuan politik tertentu.
Purnawirawan TNI AD yang satu angkatan di Akademi Militer dengan SBY ini aktif dalam organisasi dan aktivitas sosial. Ia juga suka bernyanyi.
Presidium KAMI yang juga mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menilai penangkapan sejumlah aktivis KAMI ini dianggap sebagai tindakan represif kepolisian.
"KAMI menyesalkan dan memprotes penangkapan tersebut sebagai tindakan represif dan tidak mencerminkan fungsi Polri sebagai pengayom dan pelindung masyarakat," kata Gatot Nurmantyo dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (14/10/2020).
Gatot menyoroti adanya kejanggalan pada penangkapan para tokoh KAMI, terutama seorang petingginya Syahganda Nainggolan.
Menurut Gatot, dari dimensi waktu, dasar laporan polisi, dan keluarnya surat perintah penyidikan atau Sprindik pada hari yang sama, jelas aneh, tidak lazim dan menyalahi prosedur.
"Lebih lagi jika dikaitkan dengan KUHAP Pasal 17 tentang perlu adanya minimal dua barang bukti, dan UU ITE Pasal 45 terkait frasa 'dapat menimbulkan', maka penangkapan para Tokoh KAMI patut diyakini mengandung tujuan politis," terang dia.
Kolonel Purn Sugeng Waras memang kritis dalam sejumlah isu terkait bangsa.
Ia pernah bersama sejumlah jenderal purnawirawan bertemu dengan ekonom senior dan juga mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli. Mereka menyampaikan kekhawatiran kondisi bangsa saat ini.
Dalam sebuah diskusi "Gurita Utang Mencekik Rakyat" di Masjid Agung Sunda Kelapa pada Kamis, 14 Juli 2022 lalu, Kolonel Purn Sugeng Waras sempat menyampaikan keresahannya terhadap kondisi Indonesia.
Ia mengapresiasi orang-orang yang menghadiri diskusi tersebut.
"Bapak-bapak mempunyai kepedulian terhadap hutang negara kita. Enggak usah takut, ada TNI ada Polri. Saya senang sekali. TNI/Polri tidak hanya mengintip mengawasi kita, tetapi juga melindungi. Biarkan sekarang ahli-ahli kita, pakar kita menyampaikan. Ini kita berarti ikut membantu berpikir bagaimana memecahkan hutang ini," ucap Kolonel Purn Sugeng Waras saat itu dilansir dari YouTube Spasi.
Kepada peserta yang resah terhadap kondisi bangsa, Kolonel Purn Sugeng Waras berpesan.
"Teruskan perjuangan rakyat. Negara itu empat unsur: ada pemerintah, ada rakyat, ada wilayah, ada pengakuan negara lain, bukan hanya pemerintah."
"Rakyat boleh bicara dijamin dan dilindungi undang-undang, selama apa yang kita katakan itu mengandung unsur kebenaran tidak bohong dan tidak benci. Ada fenomena, fakta, katakan!" tegas dia.
Ia meminta rakyat jangan pernah takut menyampaikan kebenaran. Jangan pernah takut menyampaikan keadilan.
"Memang faktanya fenomenanya negara kita amburadul. Tidak perlu saya ucapkan tapi jelas itu. Sekian terima kasih," kata Kolonel Purn Sugeng Waras menutup pidaotnya.
Kawal Penusukan Purnawiran TNI di Lembang
Kolonel Purn Sugeng Waras bersama sejumlah Purnawirawan TNI yang tergabung dalam Forum Solidaritas Purnawirawan TNI pernah mendatangi Mapolsek Lembang untuk mempertanyakan pengusutan kasus pembunuhan kolega mereka, Letkol TNI Inf (Purn) Muhammad Mubin (63) pada Minggu (21/8/2022).
Di hadapan para purnawirawan, Kapolres Cimahi AKBP Imron Ermawan bersumpah pihaknya serius mengusut kasus pembunuhan Letkol TNI Inf (Purn) Muhammad Mubin di Lembang, Bandung.
Kolonel Purn Sugeng Waras bersama sejumlah Purnawirawan TNI yang tergabung dalam Forum Solidaritas Purnawirawan TNI pernah mendatangi Mapolsek Lembang untuk mempertanyakan pengusutan kasus pembunuhan kolega mereka, Letkol TNI Inf (Purn) Muhammad Mubin (63) pada Minggu (21/8/2022).
Imron bersumpah di hadapan para purnawirawan TNI, tidak ada rekayasa dalam pengusutan kasus pembunuhan Letkol Inf (Purn) Muhammad Mubin.
"Kami sampaikan kepada jenderal dan para senior, saya Kapolres Cimahi, bismillahirrahmanirrahim, demi Allah demi Rasulullah, dari Polsek Lembang dan Polres Cimahi maupun dari kesatuan kepolisian lainnya, (kami) tidak pernah main-main dalam menangani kasus ini, karena ini (urusan) nyawa," kata Imron seperti dilansir Kompas.com.
Imron mengaku diterpa soal tuduhan yang menyudutkan polisi. Mulai ada oknum yang menerima uang hingga penanganan polisi yang tak sesuai fakta.
"Kalau kita main-main, nauzubillah, itu pasti akan menimpa kembali hukum karma. Kami tegaskan, kami tidak pernah ingin mendamaikan, kami tidak pernah ingin, mohon maaf, menyelesaikan, dan kami tidak ada niatan membelokkan kasus ini," tegas dia.
Diketahui, para purnawirawan itu datang untuk meminta penjelasan terkait munculnya informasi bahwa penanganan kasus pembunuh Mubin ini penuh rekayasa polisi.
Bahkan, ada kabar yang menyebutkan adanya oknum polisi yang menerima uang dalam kasus tersebut.
Para purnawirawan TNI itu meminta agar polisi transparan dalam mengusut kasus pembunuhan rekannya itu.
"Ini semacam kepedulian dan solidaritas purnawirawan. Dengan kejadian ini, menambah rasa kepedulan dan kepekaan kita," kata perwakilan Forum Solidaritas Purnawirawan TNI, Kolonel Purn Sugeng Waras.
"Intinya kita mengawal kasus ini sampai selesai. Kapolres bekerja dengan yang lainnya menyelesaikan kasus ini, berkolaborasi dengan kami para purnawirawan," ia menegaskan.
Dari informasi yang didapat, Kolonel Purn Sugeng Waras sangat kritis terhadap kebijakan Pemerintah Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Maruf Amin.
Mulanya, Kolonel Purn Sugeng Waras bertemu dengan kerabatnya di Alam Wisata Cimahi pada Kamis (29/12/2022) pukul 14.15 WIB. Setelah itu ia meninggalkan lokasi.
Tiba-tiba orang tak dikenal memecahkan kaca belakang mobil Honda Jazz silver yang dikendarai Kolonel Purn Sugeng Waras tepat di depan pintu gerbang Perumahan Gardenia.
Sang kolonel kemudian berhenti dan turun dari mobilnya. Sejurus kemudian, orang tak dikenal itu menusukkan senjata tajam ke kedua kaki korban.
Setelah itu pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motor.
Tak lama, melintas seorang warga di lokasi dan melihat Kolonel Purn Sugeng Waras tersungkur berlumuran darah.
Saksi bernama Aditya Ramdani lalu menolong dengan membawa Kolonel Purn Sugeng Waras ke Rumah Sakit Cibabat, Kota Cimahi, untuk mendapatkan pertolongan medis.
Hasil pemeriksaan tim medis, korban mengalami luka tusuk di kaki kanan dan dua luka tusuk di kaki kiri.
Doni Monardo Telepon Kapolda Jabar
Ketua Umum PPAD, Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo, merespon apa yang menimpa Kolonel Purn Sugeng Waras.
Mantan Kepala BNPB itu mengecam pelaku penusukan terhadap Kolonel Purn Sugeng Waras.
Doni Monardo sudah meminta aparat kepolisian mengusut tuntas serangan terhadap korban.
Mengetahui kejadian ini, mantan Danjen Kopassus itu langsung menghubungi Kapolda Jawa Barat Irjen Suntana.
“Semoga kasusnya segera terungkap,” ujar Doni Monardo dalam keterangannya yang diterima Tribunnews.com pada Jumat (30/12/2022).
Kapolda Jabar Irjen Suntana langsung memerintahkan anak buahnya menyelidiki kasus penusukan terhadap Kolonel Purn Sugeng Waras dan menangkap pelakunya.
Tim Polda Jabar saat ini sedang memeriksa seluruh CCTV di sekitar lokasi penusukan.
"Terhadap korban, kami belum bisa mengambil keterangan, karena beliau kondisinya masih dalam perawatan,” ujar Kapolda Jabar Irjen Suntana.
Ia memastikan Polda Jabar fokus mengungkap kasus tersebut, di bawah kendali Direktur Kriminal Umum Polda Jabar.
Menurut Kapolda Jabar, dalam waktu dekat timnya segera menangkap pelaku dan mengungkap motifnya.
Selain itu, Doni Monardo sudah meminta Sekjen PPAD Mayjen Purn Komaruddin Simanjuntak berkoordinasi dengan Polda Jabar melalui Unit Samapta Polres Cimahi.
Kabar terbaru, Kolonel Purn Sugeng Waras sudah dipindahkan dari Rumah Sakit Cibabat ke Rumah Sakit Dustira Cimahi milik TNI AD.
Kondisi Kolonel Purn Sugeng Waras diinformasikan sudah membaik.
Kritis Terhadap Pemerintah
Kolonel Purn TNI AD Sugeng Waras adalah tokoh yang kritis. Ia pernah mengkritisi penangkapan tokoh dan aktivis KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) pada 2020 silam.
Penangkapan sejumlah aktivis KAMI itu setelah menolak omnibus law UU Cipta Kerja.
Ia menilai mereka seolah-olah pelaku teror, karena tanpa adanya pemberitahuan atau tanpa mengeepankan asas praduga tak bersalah.
“Tokoh-tokoh KAMI tersebut bukanlah terorisme yang harus dieksekusi atau ditangkap langsung, sebaiknya diberikan surat pemanggilan dan pemberitahuan terlebih dahulu," ucap Kolonel Purn Sugeng Waras saat itu.
Sang kolonel mendesak Polri perlu intropeksi diri dalam melaksanakan penegakan hukum.
Menurut Kolonel Purn Sugeng Waras, KAMI adalah organisasi pergerakan moral dari beberapa tokoh dan bukan suatu partai politik yang memiliki tujuan politik tertentu.
Purnawirawan TNI AD yang satu angkatan di Akademi Militer dengan SBY ini aktif dalam organisasi dan aktivitas sosial. Ia juga suka bernyanyi.
Presidium KAMI yang juga mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menilai penangkapan sejumlah aktivis KAMI ini dianggap sebagai tindakan represif kepolisian.
"KAMI menyesalkan dan memprotes penangkapan tersebut sebagai tindakan represif dan tidak mencerminkan fungsi Polri sebagai pengayom dan pelindung masyarakat," kata Gatot Nurmantyo dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (14/10/2020).
Gatot menyoroti adanya kejanggalan pada penangkapan para tokoh KAMI, terutama seorang petingginya Syahganda Nainggolan.
Menurut Gatot, dari dimensi waktu, dasar laporan polisi, dan keluarnya surat perintah penyidikan atau Sprindik pada hari yang sama, jelas aneh, tidak lazim dan menyalahi prosedur.
"Lebih lagi jika dikaitkan dengan KUHAP Pasal 17 tentang perlu adanya minimal dua barang bukti, dan UU ITE Pasal 45 terkait frasa 'dapat menimbulkan', maka penangkapan para Tokoh KAMI patut diyakini mengandung tujuan politis," terang dia.
Kolonel Purn Sugeng Waras memang kritis dalam sejumlah isu terkait bangsa.
Ia pernah bersama sejumlah jenderal purnawirawan bertemu dengan ekonom senior dan juga mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli. Mereka menyampaikan kekhawatiran kondisi bangsa saat ini.
Dalam sebuah diskusi "Gurita Utang Mencekik Rakyat" di Masjid Agung Sunda Kelapa pada Kamis, 14 Juli 2022 lalu, Kolonel Purn Sugeng Waras sempat menyampaikan keresahannya terhadap kondisi Indonesia.
Ia mengapresiasi orang-orang yang menghadiri diskusi tersebut.
"Bapak-bapak mempunyai kepedulian terhadap hutang negara kita. Enggak usah takut, ada TNI ada Polri. Saya senang sekali. TNI/Polri tidak hanya mengintip mengawasi kita, tetapi juga melindungi. Biarkan sekarang ahli-ahli kita, pakar kita menyampaikan. Ini kita berarti ikut membantu berpikir bagaimana memecahkan hutang ini," ucap Kolonel Purn Sugeng Waras saat itu dilansir dari YouTube Spasi.
Kepada peserta yang resah terhadap kondisi bangsa, Kolonel Purn Sugeng Waras berpesan.
"Teruskan perjuangan rakyat. Negara itu empat unsur: ada pemerintah, ada rakyat, ada wilayah, ada pengakuan negara lain, bukan hanya pemerintah."
"Rakyat boleh bicara dijamin dan dilindungi undang-undang, selama apa yang kita katakan itu mengandung unsur kebenaran tidak bohong dan tidak benci. Ada fenomena, fakta, katakan!" tegas dia.
Ia meminta rakyat jangan pernah takut menyampaikan kebenaran. Jangan pernah takut menyampaikan keadilan.
"Memang faktanya fenomenanya negara kita amburadul. Tidak perlu saya ucapkan tapi jelas itu. Sekian terima kasih," kata Kolonel Purn Sugeng Waras menutup pidaotnya.
Kawal Penusukan Purnawiran TNI di Lembang
Kolonel Purn Sugeng Waras bersama sejumlah Purnawirawan TNI yang tergabung dalam Forum Solidaritas Purnawirawan TNI pernah mendatangi Mapolsek Lembang untuk mempertanyakan pengusutan kasus pembunuhan kolega mereka, Letkol TNI Inf (Purn) Muhammad Mubin (63) pada Minggu (21/8/2022).
Di hadapan para purnawirawan, Kapolres Cimahi AKBP Imron Ermawan bersumpah pihaknya serius mengusut kasus pembunuhan Letkol TNI Inf (Purn) Muhammad Mubin di Lembang, Bandung.
Kolonel Purn Sugeng Waras bersama sejumlah Purnawirawan TNI yang tergabung dalam Forum Solidaritas Purnawirawan TNI pernah mendatangi Mapolsek Lembang untuk mempertanyakan pengusutan kasus pembunuhan kolega mereka, Letkol TNI Inf (Purn) Muhammad Mubin (63) pada Minggu (21/8/2022).
Imron bersumpah di hadapan para purnawirawan TNI, tidak ada rekayasa dalam pengusutan kasus pembunuhan Letkol Inf (Purn) Muhammad Mubin.
"Kami sampaikan kepada jenderal dan para senior, saya Kapolres Cimahi, bismillahirrahmanirrahim, demi Allah demi Rasulullah, dari Polsek Lembang dan Polres Cimahi maupun dari kesatuan kepolisian lainnya, (kami) tidak pernah main-main dalam menangani kasus ini, karena ini (urusan) nyawa," kata Imron seperti dilansir Kompas.com.
Imron mengaku diterpa soal tuduhan yang menyudutkan polisi. Mulai ada oknum yang menerima uang hingga penanganan polisi yang tak sesuai fakta.
"Kalau kita main-main, nauzubillah, itu pasti akan menimpa kembali hukum karma. Kami tegaskan, kami tidak pernah ingin mendamaikan, kami tidak pernah ingin, mohon maaf, menyelesaikan, dan kami tidak ada niatan membelokkan kasus ini," tegas dia.
Diketahui, para purnawirawan itu datang untuk meminta penjelasan terkait munculnya informasi bahwa penanganan kasus pembunuh Mubin ini penuh rekayasa polisi.
Bahkan, ada kabar yang menyebutkan adanya oknum polisi yang menerima uang dalam kasus tersebut.
Para purnawirawan TNI itu meminta agar polisi transparan dalam mengusut kasus pembunuhan rekannya itu.
"Ini semacam kepedulian dan solidaritas purnawirawan. Dengan kejadian ini, menambah rasa kepedulan dan kepekaan kita," kata perwakilan Forum Solidaritas Purnawirawan TNI, Kolonel Purn Sugeng Waras.
"Intinya kita mengawal kasus ini sampai selesai. Kapolres bekerja dengan yang lainnya menyelesaikan kasus ini, berkolaborasi dengan kami para purnawirawan," ia menegaskan.
Ref: Tribunnews