Teknoiot.com - Anies Baswedan kerap diserang berita hoaks di media sosial karena Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu akibat dia kandidat kuat di Pilpres 2024 nanti.
Hal tersebut disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad saat merespon hoaks yang disebarkan oleh Ruhut Sitompul yang menyatakan Anies Baswedan mengemis jadi pembicara di Muktamar ke-48 Muhammadiyah Solo kemarin.
“(Anies Baswedan) seseorang yang populer dan sebagai kandidat yang kuat (untuk Pilpres 2024). Pasti menjadi sasaran hoaks untuk menjatuhkannya,” katanya kepada KBA News, Senin, 21 November 2022.
Apalagi, lanjut Guru Besar Sosiologi Agama UIN Bandung ini, penggunaan media sosial seperti Twitter, Facebook dan Instagram saat ini yang kian banyak.
“Sekarang ini penggunaan media sosial tanpa kontrol dan kesopanan,” jelasnya.
Ia pun menyampaikan, bagi Muhammadiyah, membuat hoaks dan menyebarkan adalah suatu kejahatan. Untuk itu, masyarakat perserikatan harus waspada dengan hal itu.
“Hoaks adalah kejahatan. Dalam fikih informasi Muhammadiyah dijelaskan bahwa hoaks sebuah kebohongan sangat tercela dan dosa besar termasuk yang menyebarkanya,” ujarnya.
Diberitakan KBA News sebelumnya, Ruhut Sitompul menggunggah meme tulisan terkait dugaan Anies Baswedan mengemis minta jadi pembicara di Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Twitter pribadinya.
Dalam meme itu, tertulis ‘Anis ngemis- ngemis minta jadi pembicara muktamar Muhamadiah di Solo tapi ditolak panitia. Duh, malunya’. Dalam postingan itu, ia juga memberikan keterangan di unggahan meme tersebut.
“Yang nulis meme ini kalau benar kata Anak Medan, sakitnya tidak seberapa tapi malunya ini gitu lho MERDEKA,” tulis Ruhut.
Hal tersebut disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad saat merespon hoaks yang disebarkan oleh Ruhut Sitompul yang menyatakan Anies Baswedan mengemis jadi pembicara di Muktamar ke-48 Muhammadiyah Solo kemarin.
“(Anies Baswedan) seseorang yang populer dan sebagai kandidat yang kuat (untuk Pilpres 2024). Pasti menjadi sasaran hoaks untuk menjatuhkannya,” katanya kepada KBA News, Senin, 21 November 2022.
Apalagi, lanjut Guru Besar Sosiologi Agama UIN Bandung ini, penggunaan media sosial seperti Twitter, Facebook dan Instagram saat ini yang kian banyak.
Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad. (Foto: Dok KBA News) |
“Sekarang ini penggunaan media sosial tanpa kontrol dan kesopanan,” jelasnya.
Ia pun menyampaikan, bagi Muhammadiyah, membuat hoaks dan menyebarkan adalah suatu kejahatan. Untuk itu, masyarakat perserikatan harus waspada dengan hal itu.
“Hoaks adalah kejahatan. Dalam fikih informasi Muhammadiyah dijelaskan bahwa hoaks sebuah kebohongan sangat tercela dan dosa besar termasuk yang menyebarkanya,” ujarnya.
Diberitakan KBA News sebelumnya, Ruhut Sitompul menggunggah meme tulisan terkait dugaan Anies Baswedan mengemis minta jadi pembicara di Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Twitter pribadinya.
Dalam meme itu, tertulis ‘Anis ngemis- ngemis minta jadi pembicara muktamar Muhamadiah di Solo tapi ditolak panitia. Duh, malunya’. Dalam postingan itu, ia juga memberikan keterangan di unggahan meme tersebut.
“Yang nulis meme ini kalau benar kata Anak Medan, sakitnya tidak seberapa tapi malunya ini gitu lho MERDEKA,” tulis Ruhut.
Ref: KBA