Ini 9 Naga Pelindung Jokowi yang Sebenarnya, Raksasa Ekonomi Indonesia, Tak Ada yang Berani Sentuh - BN

8 Dec 2022

Ini 9 Naga Pelindung Jokowi yang Sebenarnya, Raksasa Ekonomi Indonesia, Tak Ada yang Berani Sentuh

Teknoiot - Ini 9 Naga Pelindung Jokowi yang Sebenarnya, Raksasa Ekonomi Indonesia, Tak Ada yang Berani Sentuh

Siapa sebenarnya 9 Naga dimaksud? Masih simpang-siur.

Dikutip dari Kompasiana berjudul "Misteri 9 Naga Indonesia, Mitologi, Etnologi, dan Oligopoli",

Kisah 9 naga penguasa ekonomi Indonesia, pertama kali mencuat di tahun 90an, menjelang akhir pemerintahan Soeharto.

Media yang menyoroti hal ini, menekankan ketimpangan ekonomi Indonesia yang dikuasai oleh sang presiden dan kroni-kroninya.

Meskipun sudah ada beberapa nama yang mencuat di benak masyarakat, keberadaan pasti dan label 9 naga ini masih merupakan praduga semata.




Beberapa nama besar yang pernah disebut di medio 90an, sekarang nampaknya sudah tidak berkibar lagi. Beberapa pengusaha yang konon masuk ke dalam grup ini, bahkan belum ada apa-apanya di zaman Soeharto.

Sejujurnya, Konotasi ini pun sangat negatif. Kondisi kepincangan dihubungkan dengan 9 naga yang sangat identik dengan budaya etnis tertentu. Selain itu, secara etnologi, kata naga ini sangat berhubungan dengan "kekuasaan yang besar".

Dengan demikian, penulis akan membahas mengenai 9 naga ini dari sisi mitologi kebudayaan, dan juga pemahaman filosofis yang terkait di dalamnya.

Mitos Naga di Berbagai Dunia

Naga memang sangat identik dengan negara Tiongkok, namun sesungguhnya, banyak juga budaya lainnya yang mengenal naga dalam mitologinya, seperti Wyvern dari Inggris, Yamata No Orochi dari Jepang, Akhekh di Mesir, Hydra Yunani, hingga Ular Naga dari Indonesia.

Sebagian besar budaya ini menggambarkan naga sebagai mahluk reptil raksasa yang bisa terbang, dan mengeluarkan api. Secara umum, naga adalah tokoh antagonis dalam berbagai legenda rakyat.

Hal inilah yang sedikit membedakan persepsi naga bagi bangsa Asia pada umumnya, dan Tionghoa pada khususnya.

Mitologi Naga Tiongkok Kuno

Sejarah naga dalam mitologi Tiongkok kuno juga mengandung banyak filsafat. Dalam kepercayaan, naga disebut sebagai mahluk surgawi yang dapat membawa keberuntungan dan juga kekayaan.

Hingga kini, kepercayaan ini masih melekat erat dalam budaya. Pada perayaan hari-hari besar Tionghoa, simbol naga selalu melekat dengan hal-hal yang baik dalam kehidupan.

Selain itu, naga juga diasosiasikan dengan tokoh-tokoh besar dan kuat, seperti dewa penguasa langit, gunung, dan laut, serta para kaisar Tiongkok.

Tempat-tempat sembahyang Taoisme, ukiran atau patung naga adalah suatu hal yang pasti. Melambangkan bagaimana kekuatan naga sangat lekat sebagai mahluk Surgawi.

Secara bentuk, naga memang terdiri dari beberapa gabungan hewan duniawi. Badannya seperti ular, bertanduk rusa, bercakar burung elang, dan bergigi taring seperti buaya. Gabungan ini tentunya memiliki makna filosofisnya tersendiri.

Filosofis keseimbangan Yin-Yang juga sangat memengaruhi konsep naga bagi bangsa Tiongkok Kuno. Naga yang mewakili lelaki yang kuat, berwibawa, dan tegas, ternyata memiliki pasangan yang bernama Burung Hong (Phoenix).

Burung Hong sendiri digambarkan sebagai seekor burung mitologi raksasa, dan mewakili sifat kelembutan, kesucian, dan keanggunan seorang wanita.

Angka yang paling melekat pada naga adalah 9. Banyak karya lukis dan ukir yang memunculkan penampakan 9 ekor naga, salah satunya yang paling terkenal adalah Tembok 9 Naga di Istana Terlarang (Forbidden City), Beijing, China.

Selain karena angka 9 memang adalah angka yang dianggap menguntungkan, ada pula kisah 9 ekor anak naga. Setiap anak naga dikisahkan memiliki tugas tertentu. Tugas tersebut mewakili wataknya masing-masing.

Mereka adalah:

Qiuniu, naga yang menyukai musik, dan biasanya digunakan untuk menghias alat musik.

Yazi, naga mematikan yang digunakan untuk menghiasi pegangan pedang atau senjata lainnya.

Chaofeng, naga singa yang suka berada di sebuah tepian. Naga ini diletakkan di keempat sudut atap.

Pulao, naga yang suka menangis. Naga ini diletakkan di atas lonceng dan digunakan sebagai pegangan.

Suanni adalah naga duduk. Naga ini kerap menghiasi dasar patung-patung arca dewa.

Bixi, naga besar seperti kura-kura yang bertugas membawa barang, ditempatkan di bawah monumen makam.

Bi'an, naga yang berhubungan dengan masalah hukum, dan ditempatkan di gerbang penjara, untuk berjaga-jaga.

Fuxi, naga yang menyukai sastra, ditempatkan di sisi monumen kuburan.

Chiwen, naga yang suka menelan ditempatkan di puncak atap rumah.

Selain itu, ada juga versi berbeda mengenai 9 jenis naga;

Tianlong sang naga langit, yang bertugas sebagai penjaga langit dan penarik kereta bagi Raja Langit.

Shenlong, Dewa pengendali angin dan hujan.

Fucanglong, adalah naga penjaga harta karun, baik alam dan buatan manusia. Gunung berapi dikatakan diciptakan ketika Fucanglong meledak keluar dari tanah untuk melaporkan ke surga.

Dilong, adalah naga bumi yang bertugas menjaga alam umat manusia.

Yinglong, adalah naga tertua dan satu-satunya yang memiliki sayap.

Qiulong, adalah naga terkuat.

Panlong, adalah naga air yang diyakini sebagai penunggu Danau Timur.

Huanglong adalah Naga Kuning yang dikenal sebagai Naga Pengetahuan.

Long Wang adalah Raja Naga yang berkuasa atas empat lautan timur, selatan, barat, dan utara. Meskipun bentuk sejati mereka adalah naga Long wang memiliki kemampuan untuk berubah wujud ke dalam bentuk manusia. Long Wang ini juga kadang dianggap perwujudan dari Kaisar Langit.

Naga adalah simbol keberuntungan dan kemakmuran, bagi kebanyakan bangsa Asia, sementara bangsa Eropa justru mengasosiasikan kekayaan dengan cara membunuh naga.

Dari sini, kita sudah dapat melihat bagaimana perbedaan pandangan orang barat dengan Asia mengenai Naga. Bagaimana dengan Indonesia sendiri?

Naga sendiri sudah merupakan bagian dari kultur Nusantara sejak berabad-abad yang silam. Bukti pengakuan ini kebanyakan ditemukan pada berbagai candi peninggalan dari zaman Majapahit, bahkan sebelumnya.

Meskipun Naga dalam kebudayaan Jawa kadang disebut sebagai Ular Naga, namun secara fisik, Naga digambarkan bertubuh lebih besar dari ular. Ia sering digambarkan mengenakan mahkota dan perhiasan, bak bangsawan.

Beberapa naga dianggap sebagai titisan atau jelmaan dewa. Mereka memiliki tugas sebagai penyangga bumi, seperti Ular Naga Sesa, Ular Naga Basuki, dan Ular Naga Anantabogha.

Khusus yang terakhir ini, dalam kitab Agastyaparwa, atau salah satu Kitab Jawa Kuno yang berbentuk prosa, dikisahkan bahwa Pulau Jawa disanggah oleh Badawang Nala (wujud Kura-Kura), dan Ular Naga Anantabogha.

Majalah Forbes baru saja merilis daftar 50 orang terkaya Indonesia pada 2018.

Hartono bersaudara telah menjadi orang terkaya di Indonesia selama 10 tahun terakhir.

Ada pula nama baru di daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Majalah Forbes.

Kekayaan mereka US$35 miliar atau sekitar Rp508 triliun.

"Daftar tahun 2018 ini istimewa karena ada empat pendatang baru, dan dua di antaranya relatif masih muda," kata pemimpin redaksi Forbes Indonesia, Taufik Darusman, kepada Famega Syavira dari BBC News Indonesia, Kamis (13/12).

Salah satunya adalah Danny Nugroho, presiden PT Bank Capital Indonesia, yang baru berusia 43 tahun, masuk ke peringkat 38 dengan kekayaan US$790 juta (Rp11,4 triliun).

Selain itu ada pula Benny Tjokrosaputro (49 tahun), cucu pendiri Batik Keris, di urutan 43 dengan kekayaan US$670 juta (Rp 9,7 triliun). Benny membangun perumahan dan hotel di berbagai kota di Indonesia.

"Selain itu, kebanyakan mereka yang masuk di daftar berhasil mempertahankan posisinya, menunjukkan bahwa mereka sudah mantap di masing-masing lini bisnisnya," kata Taufik.

Ini bisa dilihat dari posisi Hartono bersaudara yang telah menjadi orang terkaya di Indonesia selama 10 tahun terakhir.

"Jaraknya sangat jauh dengan peringkat dua, sehingga posisi mereka akan sangat sulit digeser. Meski demikian, konglomerat lain sangat berpotensi meningkatkan jumlah kekayaan mereka dalam jumlah besar meskipun tidak mengungguli peringkat pertama," kata Taufik.

Berdasarkan daftar 50 orang terkaya Indonesia pada 2018 versi Forbes, Hashim Djojohadikusumo menduduki peringkat 35 dengan total kekayaan 850 juta dolar AS atau Rp 12,782 triliun berdasarkan kurs tengah transaksi BI, Sabtu (15/12/2018).

Hashim saat ini menjabat Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyambut baik peningkatkan kekayaan para konglomerat. Meski begitu, hal itu bukan jadi perhatian utama pemerintah.

"Pemerintah ya gini, konglomerat penghasilan dan labanya (naik) bagus," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (14/12/2018).

"Yang perlu kita urusi ya yang (rakyat) kecilnya, biar meningkat. Jangan dipikirin kalau yang gede cepat, yang harus dipikirin yang kecilnya," sambung dia.

Berdasarkan daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes, aset bersihnya mencetak rekor baru dengan total nilai 129 miliar dollar AS atau naik 3 miliar dollar AS dari tahun lalu.

Jumlah itu setara dengan Rp 1.870 triliun (kurs Rp 14.500).

Bahkan enam dari 10 orang terkaya di Indonesia mengalami peningkatan kekayaan dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami titik terendah dalam hal persentase kemiskinan sejak tahun 1999, yakni sebesar 9,82 persen pada Maret 2018.

Dengan persentase kemiskinan 9,82 persen, jumlah penduduk miskin atau yang pengeluaran per kapita tiap bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 25,95 juta orang.

"Gini lah kolongmerat berkembang dengan cepat ya bagus. Tapi, buat negara itu kepentingannya itu yang kecil dan menengah itu juga bagus. Kalau sama-sama bagus kan keren," kata dia.

50 orang terkaya di Indonesia

#1 R. Budi & Michael Hartono $35 B conglomerate

#2 Susilo Wonowidjojo $9.2 B tobacco

#3 Eka Tjipta Widjaja $8.6 B palm oil

#4 Sri Prakash Lohia $7.5 B petrochemicals

#5 Anthoni Salim $5.3 B diversified

#6 Tahir $4.5 B diversified

#7 Chairul Tanjung $3.5 B diversified

#8 Boenjamin Setiawan $3.2 B pharmaceuticals

#9 Jogi Hendra Atmadja $3.1 B consumer goods

#10 Prajogo Pangestu $3 B petrochemicals

#11 Low Tuck Kwong $2.5 B coal

#12 Mochtar Riady $2.3 B diversified

#13 Putera Sampoerna $1.75 B investments

#14 Peter Sondakh $1.7 B investments

#15 Martua Sitorus $1.69 B palm oil

#16 Garibaldi Thohir $1.67 B coal

#17 Theodore Rachmat $1.6 B diversified

#18 Kuncoro Wibowo $1.58 B retail, tools

#19 Alexander Tedja $1.5 B real estate

#20 Husain Djojonegoro $1.46 B consumer goods

#21 Bachtiar Karim $1.45 B palm oil

#22 Murdaya Poo $1.4 B diversified

#23 Eddy Katuari $1.35 B consumer goods

#24 Djoko Susanto $1.33 B supermarkets

#25 Sukanto Tanoto $1.3 B diversified

#26 Eddy Kusnadi Sariaatmadja $1.29 B media, tech

#27 Ciputra $1.2 B real estate

#28 Ciliandra Fangiono $1.19 B palm oil

#29 Husodo Angkosubroto $1.15 B agribusiness, property, insurance

#30 Harjo Sutanto $1.1 B consumer goods

#31 Hary Tanoesoedibjo $980 M media

#32 Sudhamek $920 M snacks, beverages

#33 Lim Hariyanto Wijaya Sarwono $910 M palm oil, nickel mining

#34 Osbert Lyman $900 M real estate

#35 Hashim Djojohadikusumo $850 M diversified

#36 Sjamsul Nursalim $810 M tires, retail

#37 Kusnan & Rusdi Kirana $800 M - airlines

#38 Danny Nugroho $790 M banking

#39 Soegiarto Adikoesoemo $780 M chemicals

#40 Aksa Mahmud $775 M cement

#41 Irwan Hidayat $750 M - herbal medicine

#42 Achmad Hamami $725 M heavy equipment

#43 Tjokrosaputro Benny $670 M property development

#44 Arini Subianto $665 M coal, palm oil

#45 Edwin Soeryadjaya $660 M coal, investments

#46 Arifin Panigoro $655 M oil

#47 Sabana Prawirawijaya $640 M beverages

#48 Kardja Rahardjo $625 M shipping services

#49 Kartini Muljadi $610 M pharmaceuticals

#50 Abdul Rasyid $600 M timber, palm oil

* 1 dari 9 Naga Indonesia Meninggal, Taipan Kaya Indonesia dengan 5 Istri, 13 Anak, 12 Cucu, Siapa Dia?

Kabar duka datang dari dunia bisnis. Pengusaha Iwan Tjahyadikarta ( Eng Thiong ) meninggal dunia pada usia 65 tahun.

Pria yang dikenal sebagai satu dari 9 ‘naga’ Indonesia ini menghembuskan nafas terakhir di Krankenhaus Nordwest, Frakfurt, Jerman, Rabu (9/8/2017), pukul 11:27 waktu setempat atau 16:27 WIB.

Jenazah kemudian dipulangkan ke Indonesia untuk disemayamkan di rumah duka, Jalan Prapanca Dalam 6 nomor 11, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Lalu, akan dimakamkan.

Iwan Tjahyadikarta semasa hidupnya adalah satu di antara sekian taipan Indonesia.

Usahanya dalah Hotel Alila Pecenongan dimana dia sebagai pemilik, Mal Artha Gading, KIA Indonesia, dan Mazda wilayah Jawa Barat.

Siapa saja istri almarhum?

Mereka, yakni:

1. Ong Ie Yun,

2. Desiree Lim,

3. Santaly Sri Murty,

4. Mirani Agustina,

5. dan Natasha Ferina.

Sementara ke-13 anaknya, yakni:

1. Anton Tjahyadikarta,

2. Budiman Tjahyadikarta,

3. Christina Tjahyadikarta,

4. Donny Tjahyadikarta,

5. Edward Tjahyadikarta,

6. Feddy Tjahyadikarta,

7. Gabby Tjahyadikarta,

8. Howard Tjahyadikarta,

9. Ignessya Agatha Tjahyadikarta,

10. Justin Micheal Tjahyadikarta,

11. Kelvin Tjahyadikarta,

12. Lyndon Kristofer Tjahyadikarta,

13. Margareth Tjahyadikarta.

Ke-4 menantunya, yakni:

1. Riskawati atau istri dari Anton Tjahyadikarta,2

2. Eliz Lo atau istri dari Budiman Tjahyadikarta,

3. Cristian Soeseno Boenarso atau suami dari Christina Tjahyadikarta,

4. Emylia Xandria Tjahyadikarta atau istri dari Donny Tjahyadikarta.

Ke-12 cucunya, yakni:

1. Princessa Tjahyadikarta (anak dari Riskawati dan Anton Tjahyadikarta),

2. Precious Pedro Tjahyadikarta (anak dari Riskawati dan Anton Tjahyadikarta),

3. Philbert Formerio Tjahyadikarta (anak dari Riskawati dan Anton Tjahyadikarta),

4. Joseph Truman Tjahyadikarta (anak dari Eliz Lo dan Budiman Tjahyadikarta),

5. Michael Krightley Tjahyadikarta (anak dari Eliz Lo dan Budiman Tjahyadikarta),

6. Clinton Maximilian Soeseno (anak dari Cristian Soeseno Boenarso dan Christina Tjahyadikarta),

7. Ciara Ashley Soeseno (anak dari Cristian Soeseno Boenarso dan Christina Tjahyadikarta),

8. Cailyn Faith Soeseno (anak dari Cristian Soeseno Boenarso dan Christina Tjahyadikarta),

9. Carissa Grace Soeseno (anak dari Cristian Soeseno Boenarso dan Christina Tjahyadikarta),

10. Nathaniel Hayden Tjahyadikarta (anak dari Emylia Xandria Tjahyadikarta dan Donny Tjahyadikarta),

11. Abbygail Summer Tjahyadikarta (anak dari Emylia Xandria Tjahyadikarta dan Donny Tjahyadikarta),

12. Isabelle Roselyn Tjahyadikarta (anak dari Emylia Xandria Tjahyadikarta dan Donny Tjahyadikarta). (Tribun Timur)

Pernah Diungkap Sandiaga Uno

Dikutip dari Kompasiana, seperti dituliskan Haihai Bengcu, Tomy Winata Taipan Artha Graha Group yang dituduh sebagai salah satu dari 9 naga, dalam jumpa pers di hotel Borobudur Jakarta, hari Minggu 13 Maret 2011, bersaksi:

“Jadi saya benar-benar bingung dengan istilah 9 naga itu. Saya kira itu mungkin hanya imajinasi mereka sendiri. Berpikir terlalu tinggi tentang diri saya.

Udah gitu imajinasi tersebut dicantumkan sebagai keyakinan yang seolah-olah itu benar.

Dan itulah muncul tuduhan-tuduhan yang cenderung merugikan image kami. Itulah kira-kira gambaran yang bisa saya sampaikan."

Kerabatku sekalian, “Apakah 9 naga itu pepesan kosong?” Saya tidak tahu! Namun, Sandiaga Uno, pasangan Cagub DKI 2017 Anies Baswedan justru bersaksi menentang pernyataan pers Taipan Artha Graha Group.

Benarkah 9 naga bukan hanya fakta karena Sandiaga sudah mendatangi mereka satu demi satu?

Dalam diskusi di sekretariat Komite Jakarta Tentram, Jakarta Selatan, Minggu (12/9/2016), Sandi memberitakan:

“Semua pengusaha saya datangi, termasuk 9 naga. Semua bilang jangan maju. Kenapa? Karena mereka tahu saya tidak bisa dikontrol. Padahal saya tidak meminta sepeser pun dari pengusaha. Jadi dia hembuskan ini pengusaha boneka, ada kepentingan," Semua bilang jangan maju katanya seperti yang dikutip beberapa mas media.

Kalau saja hadir dalam diskusi tersebut, saya pasti bertanya kepada Sandi, “Bro Sandi, untuk apa dikau mendatangi semua pengusaha termasuk 9 naga? Minta dukungan bin sumbangan atau ngajak Anies main TELOLET, mas, TELOLET?”

Kisanak, siapa yang bisa kita percayai? Tomy Winata yang bersaksi, “9 naga hanya imajinasi mereka sendiri,” atau Sandiaga Uno membual “Saya datangi 9 naga?”

Demi masyarakat Indonesia, silahkan melakukan konfirmasi wahai para wartawan. Minta Sandiaga menyebutkan nama-nama ke 9 naga dan bertanyalah kepada bapak Tomy Winata, “Benarkah Sandiaga mendatangi dan anda menasehatinya, Jangan maju?”

Menelaah 9 Naga

9 Naga? Di Indonesia banyak orang kaya. Di antara orang-orang kaya Indonesia itu banyak Tionghoanya. Maret 2016 yang lalu majalah Forbes menerbitkan daftar 50 orang terkaya Indonesia dengan kekayaannya masing-masing.

Siapa saja bisa menuduh siapa saja sebagai 9 Naga dengan alasan apa saja, namun hal demikian tidak ada gunanya.

Menjadi kaya itu kesempatan atau anugerah namun untuk tetap kaya dan makin kaya hanya dimungkinkan dengan kerja keras dan hidup hemat.

Menjadi kaya secara gaib? Kalau kesaktian demikian memang ada, mustahil orang-orang itu jahat karena membagi-bagi kekayaannya dengan murah hati tidak mungkin menjadikannya mereka miskin.

Kita tidak perlu takut dengan para pengusaha yang semakin kaya karena mereka rajin bekerja dan tidak boros.

Secara nasional bahkan secara internasional semua keuntungan para pengusaha kaya itu diusahakan kembali, bukan untuk hidup foya-foya.

Yang berbahaya dan merugikan masyarakat adalah korupsi dan nepotisme karena menggerogoti sumber daya negara untuk foya-foya.

Jangan kuatir kalau para taipan itu semakin hari semakin banyak kekayaannya semua kekayaan mereka tidak dipakai untuk foya-foya namun bekerja keras.

Jangan takut mereka memimpin semakin banyak perusahaan karena perusahaan-perusahaan itu dibangun untuk usaha bukan untuk foya-foya.

Itu sebabnya saya tidak takut para taipan semakin kaya karena yang saya takuti adalah para penguasa yang menghalalkan segala cara untuk mengeruk sumber daya negera untuk foya-foya.

Saya tidak takut dan tidak kuatir Ahok dan Jarod memimpin DKI lagi karena kinerja mereka sebelumnya sudah teruji dan rencana kerja mereka selanjutnya sangat terpuji.

Namun saya KESAL setengah mati melihat perilaku orang-orang tidak bertanggung jawab yang berlagak baik hati untuk membangun DKI padahal pencitraan dan janji-janji mereka TIDAK mungkin dilaksanakan untuk kemaslahatan masyarakat DKI.(*)

Ref: Tribunnews

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda