Andi Arief: Pengerahan Relawan Tanda Jokowi Masuk Fase 'Bebek Lumpuh' - BN

28 Nov 2022

Andi Arief: Pengerahan Relawan Tanda Jokowi Masuk Fase 'Bebek Lumpuh'

Teknoiot - Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menyoroti acara relawan Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno (GBK) yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Andi Arief menyebut pengerahan massa seperti itu pertanda posisi Jokowi kini melemah di mata partai-partai politik."Ya kemarin pengerahan massa oleh Pak Jokowi itu menunjukkan Jokowi sebetulnya sedang dalam posisi melemah di mata para parpol," kata Andi Arief saat dihubungi, Minggu (27/11/2022).

Andi Arief menyebut Jokowi tengah berupaya menguatkan posisinya kembali dengan menggelar acara-acara relawan. Dia juga menyebut pasti ada pelibatan logistik dan sumber daya di balik pengerahan massa tersebut.

Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief


"Jadi dia berupaya untuk mencoba menguatkan diri dengan mengumpulkan relawan-relawan, mobilisasi ya, pengerahan, dan kita tahu namanya pengerahan itu kan melibatkan sumber daya lah, logistik, dan lain-lain gitu," ucapnya.

Namun demikian, Andi Arief menganggap cara-cara tersebut biasa dalam berpolitik. Dia memandang Jokowi tengah memasuki fase bebek lumpuh. Sebagai informasi, dalam istilah politik, lame duck atau bebek lumpuh biasanya fase yang terjadi pada pemimpin di pengujung masa kepemimpinannya.

"Tapi secara umum itu jokowi bisa dibaca sedang memasuki fase lame duck (bebek lumpuh), dalam politik biasa itu, mencoba untuk menguatkan diri dengan cara-cara itu," ujarnya.

Acara Relawan di GBK

Untuk diketahui, relawan Nusantara Bersatu menggelar acara di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, pada Sabtu (26/11) kemarin. Acara itu dihadiri langsung oleh Jokowi.

Jokowi tiba pada pagi hari. Dia mengenakan kemeja putih lengan panjang senada dengan para relawan yang hadir di sana.

Kedatangan Jokowi dikawal sejumlah personel Paspampres saat memasuki stadion. Jokowi menyapa para relawan dengan melambaikan tangan.

Dalam kesempatan itu, Jokowi sempat menyampaikan banyak hal. Termasuk soal kriteria memilih pemimpin.

Ref: detik

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda